Friday, October 23, 2009

FW: Berkat dari Penundukan Diri

Berkat Dari Penundukan Diri
Minggu, 26 April 2009
Ps. Frans & Ibu Wanti Wowor



Tuhan menginginkan kita untuk taat, namun berulang kali kita tidak melakukannya saat Dia berbicara di hidup kita. Seringkali kita bertindak sesuai dengan kehendak kita sendiri dan berusaha mengesampingkan suara Roh Kudus di hidup kita. Abraham, yang dikenal sebagai Bapa Orang Percaya, memilih untuk taat waktu Tuhan menyuruhnya pergi ke tempat yang belum diketahuinya (Kejadian 12:1-4). Seperti Abraham, pada awalnya kita bukanlah orang yang mengenal Tuhan, oleh karenanya banyak pola pikir kita yang tidak sesuai dengan konsep Tuhan. Pola pikir semacam itulah yang harus kita ganti agar dapat melihat janji Tuhan dinyatakan di hidup kita.

Contoh kegagalan seseorang dalam mengubah pola pikir lamanya dialami oleh Hagar (Kejadian 16, 21:15-17). Meskipun dia tinggal berpuluh-puluh tahun dengan Abraham dan Sara, namun tindakannya saat masalah datang masih tetap sama, yaitu lari dari masalah dan berfokus pada dirinya sendiri. Meskipun Tuhan memberikan kesempatan baginya untuk hidup sesuai kehendak-Nya, namun ia tidak juga berubah. Kegagalannya untuk taat menurun pada keturunannya yang begitu akrab dengan kekerasan di kemudian hari. Lain halnya dengan Ruth yang sadar bahwa dia harus meninggalkan pola pikir lamanya dan memilih untuk mengikuti Tuhan (Ruth 1:15-17). Meskipun berat, ia memutuskan untuk taat dan setia seperti yang diinginkan Tuhan. Karenanya, ia dan keturunannya pun diberkati. Seperti Ruth, kita pun harus membuat keputusan hari ini untuk meninggalkan pola pikir duniawi kita. Keputusan Anda untuk taat hari ini, akan berpengaruh pada keturunan Anda selanjutnya!

Menaati Firman Tuhan, bukanlah hal yang mudah karena keinginan daging kita pastilah menentangnya. Pun budaya di luar Tuhan tidak mengenal konsep ketaatan, sehingga orang di sekitar Anda mungkin memandang ketaatan sebagai sesuatu yang tidak lazim. Namun, Tuhan menginginkan kita taat pada-Nya bukan karena terpaksa atau di bawah tekanan. Sikap hati kita sangatlah penting bagi Dia. Saat Anda dengan sadar dan sukarela menaati Firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan disenangkan dan berkat-Nya yang melimpah tersedia bagi Anda!

Oleh: Fs Frans Wowor & Ibu Wanti Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Jangan Sia-siakan Waktu Anda

Minggu lalu, kita belajar bagaimana Hagar, yang sudah tinggal bersama Abraham dan Sara selama puluhan tahun, tidak berhasil mengubah pola pikirnya di waktu sepanjang itu. Sebaliknya, Ruth yang berasal dari Moab, bangsa yang terkenal kejam, memutuskan untuk berubah, mengikut Tuhan, dan berhasil. Di dalam hidup ini, jika kita terus saja bertahan dengan pola pikir yang lama dan hanya berkutat dengan pikiran yang negatif dan kesalahan masa lalu kita, sebenarnya kita pun sedang menghabiskan waktu kita. Tuhan menginginkan kita untuk memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya karena waktu yang dianugerahkan Tuhan sangatlah berharga. Waktu bahkan lebih berharga daripada uang. Anda dapat mengembalikan uang yang terhilang, namun hari yang telah lalu tidak dapat diulang kembali. Hanya pola pikir yang positif dapat membuat waktu Anda menjadi berharga!

Banyak orang yang tidak tahu cara mempergunakan waktu dengan bijaksana. Sejatinya, saat kita bangun pagi Tuhan selalu memberikan hadiah yang paling berharga yaitu HARI INI! Janganlah menyia-nyiakannya dengan bersungut-sungut! Saat kita bersungut-sungut, segala hal akan tampak serba salah. Kita harus mempergunakan waktu kita dengan bijaksana (Mazmur 90:12). Saat kita menatanya dengan bijaksana, sesungguhnya kita sedang berinvestasi untuk masa depan kita. Waktu berlalu dengan cepat, oleh karenanya kita perlu memeriksa apakah kita telah mempergunakannya dengan baik (Yakobus 4:14).

Begitu berharganya hidup kita, maka Yesus turun ke dalam dunia. Karena kita berharga, maka Tuhan selalu memberikan hari yang baru bagi kita. Mulailah menghargai hari-hari yang diberikan Tuhan dan berhenti mengeluh! Jangan berfokus pada apa yang tidak Anda miliki, namun mulailah bersyukur untuk apa yang Anda miliki! Kita harus mengucap syukur dalam segala sesuatu. Alih-alih melihat keburukan orang, kita harus bisa melihat kebaikan dalam diri mereka. Nikmati setiap musim yang sedang Anda jalani atau Anda akan melewatkan hal-hal baik yang terjadi! Sudah saatnya kita meninggalkan kesalahan masa lalu kita, dan mulai berjalan ke masa depan yang penuh pengharapan! Tuhan sudah mempersiapkan pemulihan dari apa yang telah hilang dan tercuri jika kita berbalik kepada-Nya!

Oleh: Ps. Frans Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Iman Seperti Maria

Hidup ini bukanlah sekedar hari-hari yang berlalu begitu saja. Ada tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita untuk membuat perbedaan dalam sejarah. Dengan iman, kita dapat membuat perubahan! Contoh pahlawan iman yang disebutkan dalam Alkitab adalah Maria, yang dipilih Tuhan untuk menjadi ibu bagi Kristus yang mengubah dunia (Lukas 1:26). Beberapa teladan Maria yang membuat dia dipilih Tuhan adalah:

1. Dia terbuka
Agar sejarah dapat terjadi di dalam hidup kita, kita harus terbuka terhadap rencana Tuhan. Karena, saat Tuhan datang dalam hidup kita, seluruh rencana awal kita dapat berubah total! Mungkin kita sudah menyusun rencana kita sebaik mungkin, namun Tuhan lah yang memiliki rencana paling sempurna bagi kita. Kita harus belajar dari Maria yang rela untuk diubahkan agar kehendak Tuhan terjadi dalam hidupnya. Sesungguhnya, Tuhan mencari hati yang mau dibentuk! Meskipun kadang kita tidak merasa nyaman karenanya, namun saat kita bersedia Tuhan akan membawa hal yang terbaik bagi kita!

2. Dia rendah hati
Maria menyadari bahwa segala hal dalam hidupnya adalah semata-mata kasih karunia Tuhan. Meskipun hidup dan rencananya berubah total, namun dia bersedia untuk menyerahkannya. Saat kita merelakan sesuatu, kita akan diberi. Sebaliknya, saat kita berusaha mempertahankannya, maka kita akan kehilangan. Saat kita merendahkan diri di bawah kehendak Tuhan, maka Dia akan melimpahkan kita dengan kasih karunia yang selalu cukup. Meskipun kita mungkin mengalami masalah, namun itu hanya untuk mengangkat kita, bukan menjatuhkan kita.

3. Dia adalah seorang hamba
Saat Tuhan memberikan kita tanggung jawab baru yang belum pernah diambil siapapun sebelumnya, kita tidak perlu takut. Tidak ada yang terlalu mustahil bagi Tuhan! Mungkin kita tidak bisa membayangkan bagaimana caranya, tapi percayalah bahwa itu akan terjadi! Tidak ada yang terlalu sulit bagi Dia dan Dia dapat melakukan apa saja di hidup kita. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil SATU langkah saja setiap hari di hidup kita! Mungkin kita menyangka bahwa langkah kita terlalu kecil dan tidak berarti, namun Tuhan akan bekerja secara luar biasa di tengah ketidaktahuan kita itu. Dia mengatur segalanya untuk kebaikan kita.

4. Dia memiliki iman
Meskipun Maria tidak tahu apa yang akan terjadi, namun dia tetap percaya. Karena imannya itu, dunia pun berubah! Mungkin saat itu dia mengalami ketakutan, namun dia tetap memutuskan untuk mentaati Firman Tuhan. Dari dia lah kita dapat belajar bagaimana iman seorang ibu dapat membawa keselamatan bagi umat manusia.

Oleh: Mrs. Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Keajaiban Memberi

Ketika kita memberi, ada keajaiban yang terjadi. Paus Yohanes Paulus II pernah mengatakan “Tidak ada seorangpun yang terlalu miskin untuk memberi, dan tidak ada seorang pula yang terlalu kaya untuk diberi”. Manusia diciptakan Tuhan untuk memberi. Di dalam hidup ini, kita harus memberi dan membiarkan berkat itu mengalir ke luar dari hidup kita. Ini bukan melulu tentang uang, namun berbagai hal lain seperti waktu, perhatian, dukungan, dsb. Sebenarnya, Tuhan telah menaruh pada kita kemampuan untuk memberi. Ijinkanlah Tuhan berbicara pada Anda dan dengarkan suara-Nya! Nyatanya, tidak ada seorang pun yang menjadi bangkrut hanya karena memberi.

Saat kita memberi, ukuran yang kita gunakan akan digunakan pula untuk mengukur kita (Lukas 6:38). Apapun yang kita tabur, itulah juga yang akan kita tuai. Itu adalah hukum Tuhan yang berlaku bagi setiap hal di muka bumi ini tanpa kecuali. Semakin banyak kita menabur, akan makin banyak pula tuaian kita. Memberi adalah satu-satunya cara agar kita dapat diberi. Orang biasa hanya memberi 20% dari apa yang mereka miliki, dan penghargaan diberikan pada mereka yang memberi hingga 50%. Namun, hanya sedikit sekali orang yang memberi 100% dari hidup mereka dan dunia pun mengenal mereka, seperti Bunda Teresa.

Sebagai mahluk sosial, kita hidup dalam hubungan dengan orang lain. Tidak ada hubungan yang dapat bertahan saat hanya satu pihak yang memberi. Di dalam pernikahan pun kita harus memberi, bukannya menuntut saja dari pasangan kita. Seorang petani yang selesai panen pun harus mengembalikan nutrisi yang diambilnya dari tanah sebelum menanam kembali. Kita harus sadar bahwa segala sesuatu yang kita miliki sekarang adalah karena Tuhan memberikannya melalui seseorang (1 Korintus 4:7). Saat kita diberi, kita pun harus memberi. Belajarlah untuk peduli pada orang lain karena kita tidak pernah terlalu banyak memberi. Tuhan sendiri mencontohkan sikap memberi dengan tidak mempertahankan kedudukan-Nya untuk turun ke dunia dan memberi diri-Nya bagi kita.

Saat kita hanya mementingkan kebutuhan kita, kita akan selalu berkekurangan (Amsal 11:24). Namun saat kita memberi, hidup berkelimpahan pun dimulai. Bunda Teresa sendiri berkata bahwa tindakannya hanyalah setetes air di dunia ini. Orang sering tidak masuk akal dan egois, tapi maafkanlah mereka. Saat kita jujur dan tulus, orang mungkin menipu kita, namun tetaplah berbuat jujur! Bahkan, perbuatan baik yang Anda lakukan mungkin dilupakan orang, namun tetaplah berbuat baik! Berikanlah yang terbaik pada dunia karena pada akhirnya yang terpenting adalah antara Anda dan Tuhan!

Di dalam kita, sesungguhnya terdapat tambang emas dan Tuhan ingin agar kita mengalirkannya ke sekeliling kita. Karena Dia memiliki rencana besar bagi Anda!

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Pembangkit Energi Rohani

Sebuah pembangkit tenaga nuklir memiliki daya yang sangat besar, meskipun orang-orang yang mengoperasikannya hanya manusia biasa. Prinsip yang sama tercermin di dalam kita. Tuhan telah mengaruniakan sebuah kekuatan yang tak terbatas dalam diri kita. Sesungguhnya, Dia memberikan berkat dan itu tidak membawa kesusahan (Amsal 10:22). Kata ’berkat’ berasal dari bahasa Ibrani, B’RaCha yang berarti suatu kemampuan yang melebihi kekuatan kita untuk melakukan perkara yang besar dan dahsyat! Berkat memiliki kapasitas untuk menghasilkan berkat yang lain atau berkesinambungan (Mazmur 24:3-5).

Berkat perjanjian/covenant blessing hanya diberikan oleh Abraham pada Ishak, sedangkan anak-anaknya yang lain hanya mendapatkan berkat biasa/common blessing (Kejadian 25:5-6). Berkat dari ayahnya pula yang memampukan Yakub untuk berhasil meskipun hanya berbekal sebilah tongkat saat pergi dari rumah. Kita harus senantiasa melepaskan berkat pada anak-anak dan keluarga kita. Lebih dari sekedar kekayaan materi, berkat akan memampukan orang untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dari kekuatan mereka! Banyak orang kaya di dunia ini yang hanya memberi harta kepada keturunannya dan gagal menurunkan iman, etos kerja, dan semangat mereka. Akibatnya, kehancuran terjadi pada keturunan mereka.

Kata B’RaCha memiliki akar kata yang sama dengan BeRech yang berarti lutut. Saat menerima berkat, kita dapat:
1. Berlutut
Berlutut akan mengingatkan kita bahwa bumi ini adalah milik Tuhan dan Dia adalah sumber segala berkat (Ulangan 8). Berlutut juga membuat kita ’membumi’, sehingga kita menjadi orang Kristen yang praktis dan tidak mengawang-awang dalam berbicara.

2. Melompat
Berkat akan memampukan kita untuk melampaui keterbatasan kita dan masuk ke dalam tingkatan/level yang berikutnya. Jika kita ingin berhasil, kita harus rela untuk ditarik melewati batas kemampuan kita.

3. Berlari
Berlari adalah tanda terbatasnya waktu/urgency. Artinya, kita harus bijak dalam mengelola waktu kita. Jangan pernah membuang waktu untuk hal yang tidak perlu! (Filipi 3:14).
Konsep berkat di dalam Alkitab berbicara tentang dua hal, yaitu hubungan kita dengan Tuhan dan hubungan kita dengan sesama. Berkat bukanlah melulu tentang kita! Tidak ada ruang bagi keegoisan di dalamnya! Janganlah mementingkan diri sendiri di dalam hidup ini. Bahkan ketika berdoa, janganlah hanya ingat tentang kebutuhan kita saja! Berdoalah bagi orang lain!

Oleh: Ps. Markus Simanjuntak

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Prinsip-prinsip Kehidupan

Dunia ini diatur oleh Tuhan dengan prinsip-prinsip tertentu. Itulah sebabnya tidak ada kata kebetulan, segala sesuatu memiliki tujuan berdasarkan sebab-akibat. Hasil yang buruk terjadi karena ada prinsip yang dilanggar. Orang yang melakukan prinsip Firman Tuhan akan mendapat hasil yang baik. Inilah yang harus kita ketahui di balik kenyataan hidup ini.

Tujuan kita hidup di dunia ini bukanlah sekedar masuk ke surga. Itu sebabnya kita tetap hidup setelah menerima Yesus. Ada tujuan yang lebih besar di dunia ini. Kesepuluh Perintah Allah yang diberikan dalam dua loh batu menjelaskan adanya kaitan antara loh pertama yang berdimensi vertikal (ke-Tuhanan) dan horisontal (pada sesama). Tuhan sendiri menyatakan bahwa tidak baik jika manusia seorang diri saja (Kejadian 2:16).

Prinsip yang terdapat dalam 10 Perintah Allah adalah:
I & VI – Tuhan dan Sesama
Hidup kita adalah bagi Tuhan dan itu tercermin dari hubungan dengan sesama. Akibat dosa kita akan dirasakan oleh orang lain. Dosa berawal dari sikap egois (Yakobus 3:16). Saat itulah kita mulai menyakiti sesama dengan perkataan, perbuatan, dsb. Kemarahan bukanlah alasan kita menyakiti orang lain (Efesus 4:26).

II & VII – Kesetiaan
Prinsip ini mungkin tidak lazim di dunia. Namun sebagai umat Tuhan, kita harus memegangnya. Saat kita setia dengan hal kecil, Tuhan akan percayakan hal yang lebih besar. Keturunan kita pun akan diberkati (Amsal 20:7).

III & VIII – Kepemilikan
Kita harus menghormati milik Tuhan yang paling berharga yaitu Nama-Nya! Kita pun harus menghargai apa yang telah dipercayakan Tuhan pada tiap orang. Jangan pernah bandingkan milik kita dengan orang lain!

IV & IX – Reputasi
Kita harus sadar bahwa sebagai milik Tuhan, kita selalu membawa reputasi-Nya. Kita harus menjaganya karena nama baik jauh lebih berharga dari emas dan perak. Kita pun tidak boleh menghancurkan reputasi orang dengan gosip dan dusta.

V & X – Penghormatan
Setiap otoritas di hidup kita (orang tua, pemerintah, atasan, dsb.) berasal dari Tuhan. Kita harus taat pada mereka. Kita pun harus menerima bahwa ada orang lain yang lebih baik dari kita. Bunda Teresa berkata, ”Kamu dapat melakukan apa yang aku tidak bisa lakukan, aku dapat melakukan apa yang tidak bisa kamu lakukan, bersama kita bisa melakukan hal-hal yang besar!”
Prinsip-prinsip ini begitu penting, namun banyak orang yang tidak sadar dan melanggarnya. Saat kita mengikutinya, berkat dan kemenangan ada di tangan kita!

Oleh: Ps.Frans Wowor & Ibu Wanti Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

Thursday, October 22, 2009

FW: Mendapatkan Mujizat di Balik Kegagalan

Tuhan memiliki rencana untuk membuat kita sejahtera, bukan mencelakakan kita (Yeremia 29:11). Rencana itu tidak berubah meskipun kondisi kita berfluktuasi. Sebenarnya tidak ada seorang pun yang berencana untuk gagal. Itu semua terjadi karena ketidaktahuan mereka (Hosea 4:6).

Dunia ini diatur oleh Tuhan dengan prinsip tertentu. Segala sesuatu memiliki hubungan sebab-akibat dengan konsekuensinya. Prinsip itu sudah ada sejak penciptaan dunia meskipun kita mungkin tidak menyadarinya. Masalahnya, banyak orang yang mencoba melawan dan melanggarnya.

Untuk mendapatkan kemenangan di balik suatu masalah, kita harus mengerti prinsip-prinsip sbb:

1. Memahami Akar Suatu Masalah

Yang pertama kita harus sadari adalah bahwa masalah bukan berada di luar kita, namun di dalam diri kita, bagaimana cara kita melihat sesuatu. Itu semua berawal dari:

- Hati nurani yang dikeraskan. Seringkali kita berdalih bahwa permasalahan ada di sekeliling kita, bukan pada kita. Selama kita berkeras seperti itu, kita tidak akan mendapat kemenangan.

- Ketidakpedulian. Kita harus selalu memeriksa dan menguji hati kita sendiri, bukan hati orang lain.

- Kita berjalan dengan pengertian kita sendiri. Kita menyangka bahwa jalan yang kita ambil benar (Yesaya 53:6, Amsal 12:15). Untuk itu, kita harus kembali ke jalan Tuhan dan Dia akan memulihkan kita.

2.Memahami Kasih Karunia dan Hukum Taurat

Hukum Taurat diberikan untuk menunjukkan pada kita hidup macam apa yang Tuhan inginkan bagi kita. Itu memberikan tanda apabila kita melanggar perintah Tuhan (Roma 5:20). Jika kita menyangka kita baik-baik saja, sesungguhnya kita hidup dalam penyangkalan! Saat kita menyadari kesalahan kita, kasih karunia Tuhan akan memampukan kita untuk hidup sesuai dengan prinsip-Nya!

Namun, Tuhan tidak pernah memaksakan hal itu pada kita. Dia menginginkan kita melakukannya karena mengasihi-Nya!

3. Tuhan Itu Setia

Masalah yang kita hadapi tidak pernah melebihi kemampuan kita (1 Korintus 10:13). Tuhan selalu bersama kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Bahkan saat kita tidak setia, Dia tetap setia!

Kita harus melupakan masa lalu kita dan percaya bahwa Tuhan akan mengangkat kita seberapa dalam pun kita jatuh! Kasih karunia-Nya akan memberi jalan keluar! Jalan keluar tersedia bagi mereka yang rendah hati. Ketahuilah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal bagi kebaikan kita! (Roma 8:28)

Oleh: Ps. Frans Wowor & Wanti Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Jangan Biarkan Kegagalan Mengalahkan Pengharapan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dan membuat kesalahan. Tapi Tuhan mengajar kita untuk terus berjalan maju ke depan (Kejadian 8:22). Tidak seharusnya kita berhenti pada satu situasi. Mungkin ada kalanya kita merasa lelah berdoa dan berharap, kita merasa bagaimana orang lain terberkati dan bukan kita, lalu kita mulai membuat alasan dan dalih. Saat kita mulai berdalih, sesungguhnya kita tidak bergerak ke mana-mana (Pengkothbah 11:4). Tuhan tidak menginginkan kita untuk berhenti dan tinggal di masa lalu kita. Berhentilah untuk selalu menengok pada kegagalan Anda di masa lalu! Lihatlah bahwa Tuhan menaruh banyak potensi dalam diri Anda!

Ada masa-masa di mana orang benar terjatuh (Amsal 24:16), namun Tuhan tetap memberikan mereka harapan. Ketika Simson menyia-nyiakan urapan Tuhan yang diberikan padanya, dia juga mengalami kejatuhan. Karena kesalahannya, musuh-musuhnya memperolok dia dan menjadikannya tontonan. Namun saat dia memulihkan hubungannya dengan Tuhan, dia mendapatkan kekuatannya kembali dan bahkan membunuh lebih banyak musuh ketimbang saat dia hidup (Hakim-Hakim 16:21-30)! Kisah ini menunjukkan bagaimana Tuhan selalu memberikan kita kesempatan kedua. Saat Tuhan memulihkan kita, Dia akan memberikan kekuatan berlipat ganda! Dia akan meneruskan pekerjaan baik-Nya di dalam kita saat kita berbalik pada-Nya! (Filipi 1:6) Tetaplah percaya kepada Tuhan bahkan saat Anda berada di titik terendah! Taruhlah harapan Anda pada Tuhan semata karena dia setia akan janji-janji-Nya! Yusuf yang telah mengalami berbagai macam masalah berat akhirnya menwujudkan mimpinya karena dia berharap penuh pada Tuhan. Anda mungkin berpikir sudah tidak ada harapan lagi, tapi selalu ada harapan di dalam Tuhan! Teruslah maju ke depan dan jangan bersandar pada apa yang Anda lihat secara jasmani! Percayalah pada kuasa adikodrati-Nya! (Mazmur 37:5)

Bahkan di saat Anda terjatuh karena kesalahan yang disengaja, Tuhan masih dapat memulihkan Anda! Bagaimana untuk mengalami pemulihan itu?
Jangan biarkan masa lalu menguasai Anda! Mereka yang berkutat pada kesalahan masa lalu mereka tidak akan pergi ke mana-mana.
Lepaskan anugerah dan pengampunan! Tidak hanya pada orang lain, tapi juga pada Anda sendiri!
Tolak setiap penuduhan masa lalu yang datang pada Anda! Tuhan lebih tertarik untuk memberi Anda pengharapan dan membawa Anda ke depan.
Lupakan segala kesalahan masa lalu Anda dan tetaplah maju ke depan!

Oleh: Ps. Frans Wowor

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

FW: Maju Terus Mengalahkan Ketakutan

Ada berbagai macam tanggapan orang dalam menghadapi ketakutan mereka. Inilah yang dialami bangsa Israel saat keluar dari perbudakan di tanah Mesir (Keluaran 14:9-15). Sementara mereka tiba di tepi Laut Merah (Teberau), pasukan Mesir mengejar mereka dari belakang.

Ada 4 kelompok orang yang memberi tanggapan berbeda:

1. Isolasionis
Sebagian orang memilih untuk mengisolasikan diri mereka dari masalah yang datang di hidup mereka. Mereka mencoba bersembunyi dari masalah mereka dan menyibukkan diri dengan kegiatan lain, bahkan dengan kegiatan yang seolah ‘rohani’. Pada mereka, Musa berkata ‘Janganlah takut!’ Permasalahan bukanlah untuk kita hindari, namun untuk kita hadapi.

2. Kompromis
Kelompok orang yang lain memilih untuk ‘kembali ke Mesir’ dan berkompromi dengan tekanan dunia yang mereka alami. Akibatnya, perbuatan mereka pun sungguh serupa dengan pola dunia ini. Pada kelompok ini, Musa berkata ‘Kamu tidak akan melihat Mesir lagi!’. Sesungguhnya Tuhan memanggil kita untuk berubah sesuai dengan Firman Tuhan (Roma 12:2), bukannya menjadi serupa kembali dengan dunia ini. Kemenangan kita ada di depan dan bukan di masa lalu kita.

3. Konfrontasionis
Orang-orang dalam kelompok ini memilih untuk ‘bertempur melawan tentara Mesir’. Mereka memilih untuk memerangi segala hal. Tuhan tidak memerintahkan kita untuk selalu berkonfrontasi dengan segala sesuatu, termasuk masa lalu kita. Hal itu hanya akan menguras tenaga kita saja. Musa berkata ‘Tuhan akan berperang bagi kita!’ Jadi, tidak semua hal harus kita perangi.

4. Fatalis
Orang-orang semacam ini memilih untuk ‘pasrah saja pada Tuhan’. Secara sepintas hal ini tampak ‘rohani’, namun sesungguhnya Tuhan tidak ingin kita berdiam diri saja. Jangan hanya duduk dan menunggu saja! Ada bagian yang harus kita lakukan. Laksanakan saja apa yang Tuhan perintahkan untuk Anda lakukan tanpa perlu berdebat! Tuhan menyuruh Musa untuk berkata pada mereka agar berangkat! Maju ke depan dan buatlah langkah iman!

Dunia ini mungkin memang tidak bersahabat, namun kita harus memenuhi panggilan kita untuk menjadi terang dan memberi dampak. Saat kita menghadapi tantangan baru, janganlah takut! Lakukan saja langkah pertama Anda karena Tuhan sudah menyiapkan keajaiban di depan Anda!

Oleh: Ps. Markus Simanjuntak

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Koruptor, Tidak Takut akan Tuhan

BAGI orang yang sudah tidak punya rasa takut lagi pada Tuhan, berbuat dosa menjadi suatu kenikmatan. Jelas pula bahwa hati nuraninya sudah mati. Hati nurani yang mati tidak lagi mampu memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita perlu menyadari betapa me-ngerikannya jika orang sudah tiba pada posisi seperti ini. Seharusnya, ketika melihat hal seperti itu, orang Kristen menjadi berbelas kasihan. Orang ini ada pada kondisi rawan dan sangat memba-hayakan. Di Roma 3: 9-20, Paulus menggambarkan seperti apa manusia yang jatuh ke dalam dosa itu.
Seseorang yang keberdosaan-nya sudah mencapai titik nadir, di mana dia tidak lagi takut pada Tuhan, akan melakukan per-buatan-perbuatan yang menge-rikan. Karena itu pertarungan orang Kristen yang benar itu tidak gampang. Karena kita akan menghadapi orang-orang yang kita benci. Orang-orang seperti ini secara kasat mata dibenci karena perbuatan-perbuatannya yang tidak baik, tetapi di sisi lain dia adalah orang yang harus diselamatkan. Bayangkan, betapa beratnya ketika Yesus harus mati di kayu salib menebus orang-orang seperti itu, dan itulah yang kita hadapi. Karena itu jangan memudah-mudahkan kekristenan. Kita tidak mungkin mengerjakannya kecuali dengan pertolongan Roh Kudus. Karena itu kita harus melengkapi diri untuk terus maju supaya di dalamnya nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan.
Apa yang terjadi dalam kehidupan, kita harus jeli memahami sehingga sebagai orang Kristen kita mampu menolong dan menyelamatkan banyak orang. Karena itu jangan pernah bermain-main dengan dosa. Dan jangan pernah menganggap remeh dosa. Kita sebagai orang percaya terpanggil untuk menolong mereka yang terjebak pada perangkap jahat itu, yang tidak berdaya melepaskan diri. Sebab mereka tidak lagi menghargai diri sendiri, mereka merusak dan menganiaya diri sendiri, entah dengan mengonsumsi obat-obatan atau dengan gaya hidup apa pun itu, mereka membuat dirinya tidak berharga.
Sangat menakutkan. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan tidak salah. Bahkan makin jauh mereka akan menganggap bahwa orang yang tidak melakukan apa yang mereka lakukan, itu yang salah. Sehingga mereka tidak akan merusak dirinya sendiri saja, tetapi membawa orang lain untuk dirusak. Merusak orang menjadi bagian dari kegiatan orang yang tidak lagi takut akan Tuhan. Ini sama dengan penjual narkoba yang sadar betul bahwa memakai narkoba itu merusak. Ini juga sama dengan germo yang menipu anak-anak perawan dari desa untuk diperjualbelikan keperawanannya.
Mereka juga sama dengan para koruptor yang saking buas dan rakusnya, tak risih mengorupsi hak-hak orang miskin. Dana untuk korban bencana alam pun disunat. Tetapi di masyarakat bisa jadi mereka punya kesan terhormat. Dalam pergaulan sosial mereka seperti orang-orang baik. Mereka bermain seperti Robin Hood: mencuri di malam hari, membagi hasil curian di siang hari. Mereka tidak lagi takut terhadap Tuhan, sehingga bersandiwara pun sangat pandai. Siang seperti malaikat, malam mereka bejat. Siang berbuat kebaikan, malam berbuat kejahatan. Sangat mengerikan. Mereka tidak peduli pada apa yang terjadi, mereka hanya peduli apa yang mereka alami. Mereka tidak peduli apa yang Tuhan suka, mereka hanya peduli yang mereka suka. Mereka tidak peduli apa yang menggembirakan hati Tuhan, mereka hanya peduli yang memuaskan hawa nafsu mereka.
Orang seperti ini sudah beradaptasi dengan kegelapan bahkan menikmati kegelapan itu. Dia tidak lagi suka pada titik-titik yang terang. Mungkin kau mulai berjalan perlahan ke titik itu, segeralah berhenti. Kemurahan Tuhan menolongmu. Jika tidak, kau akan membunuh nuranimu. Orang-orang yang hati nuraninya sudah mati, yang terus menolak kuasa Roh Kudus, yang sudah menikmati perbuatan-perbuatan jahatnya, adalah mereka yang menjadikan ritual-ritual gereja hanya topeng saja. Mereka mencari keuntungan tanpa rasa salah, bahkan tersenyum di atas kejahatan yang mereka lakukan.

Saham orang tua
Orang-orang Kristen makin sulit untuk menyelamatkan orang-orang yang sudah tidak takut akan Tuhan, karena mereka menikmati keberdo-saan itu dengan amat sangat vulgar. Kaum homoseks misalnya, bahkan membangun komunitas-komunitas sebagai pembenaran atas dosa, tanpa sedikit pun rasa takut pada Tuhan dan keinginan berbalik kepada Tuhan. Bagi mereka, ukuran merekalah yang paling penting dan paling pas.
Oleh karena itu, perhatikan sekitarmu. Jangan biarkan rasa tidak takut akan Tuhan itu muncul dan bertumbuh. Jika sejak kecil anak-anak tidak diajar untuk takut akan Tuhan secara positif, bagaimana dia saat remaja? Dan apa yang bisa diharapkan setelah dia dewasa? Kalau mereka “hilang” itu merupakan separoh saham dari orang tua. Karena itu, wahai para orang tua, berdoalah untuk anak-anakmu supaya mereka terpelihara pada jalan yang Tuhan kehen-daki. Takut akan Tuhan bertumbuh dalam hidup mereka dan mereka men-dapat kebahagiaan.
Ketika engkau melihat tidak ada lagi rasa takut pada Tuhan pada diri se-seorang, tangisi dia, ber-doa buat dia. Coba bicara, semoga pada titik-titik terakhir dia terselamat-kan. Kalaupun tidak, paling tidak engkau sudah melakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan, yaitu mengingatkan dia. Tetapi jangan lupa, contohkan bagaimana sebenarnya hidup yang benar itu.
Dunia sedang menuju kehan-curan. Persentase orang-orang yang tidak takut Tuhan semakin tinggi. Dengan kesadaran penuh mereka merusak diri, dengan sadar mereka melakukan korupsi, memperjualbeli-kan diri, dengan sadar mereka menjebak hidup orang lain untuk keuntungan diri sendiri. Mungkin Anda belum mampu melakukan hal yang baik, tapi minimal jangan sampai kehilangan rasa takut kepada Tuhan yang positif.
Kiranya Tuhan menolong dan memimpin kita. Selamat berpacu memenangkan jiwa. Tetapi awas, perhatikan dulu jiwa sendiri.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Cara Setan Tawarkan Kesempatan

DALAM beberapa edisi lalu kita membahas topik tentang takut akan Tuhan. Kini kita coba membahas tentang takut pada setan. Takut pada setan, bukan sifat orang beriman. Takut pada setan justru suatu tindakan melawan Tuhan. Takut pada setan membuat kita diperbudaknya. Budak setan bisa menjadi tukang pukul yang sangat menakutkan. Uniknya, tukang pukul yang kerjanya menghajar orang, merasa diri pemberani, justru mengaku tidak takut pada setan. Ini salah, sebab pada dasarnya dia tunduk pada setan, tetapi kesadaran itu diputarbalikkan dengan mende-monstrasikan keberaniannya memukul dan menghancurkan orang sehingga dia merasa sombong dan paling hebat. Padahal dia diperbudak setan.
Dalam Yakobus 4: 7-8 kita disuruh melawan iblis dan mendekatkan diri pada Allah. Maka takutlah kepada Tuhan dalam arti positif. Kita adalah anak-anak Tuhan yang sudah mengenal Tuhan. Karena itu tidak ada ruang yang membuat kita takut pada setan hingga berkompromi terhadap anjuran setan. Dengan menyadari posisi sebagai orang yang kenal Tuhan, kita bisa memainkan peran secara utuh sebagai orang yang tidak takut pada setan. Sebab hanya orang yang kenal Tuhanlah yang tidak takut setan.

Bagaimana setan bekerja? Pertama: setan akan membangun rasa tidak pasti dalam hidup. Karena hidup ini tidak pasti, maka setan berkata bahwa kita harus punya uang banyak. Maka korupsilah, babat lawan-lawanmu, karena mereka berbahaya. Manusia memang butuh ke-pastian, dan setan mengobralnya. Kenikmatan-kenikmatan kosong diberikan.
Ketidakpastian itu adalah musuh kita. Karena itu datanglah kepada Tuhan karena hanya di dalam Dia-lah ada kepastian. Jangan beli barang palsu dari setan. Takut akan Tuhanlah yang memberikan kepastian, bukan saja di dalam hidup ini bahkan nanti di balik kehidupan itu, yakni kematian, misteri yang kemudian menjadi tampak nyata dan terang di dalam kehidupan.
Kedua, setan menawarkan relativisme. Setan menawarkan agar kita menghindar dari kemutlakan. Relativisme adalah satu paham yang mengatakan tidak ada yang mutlak, termasuk Alkitab, Firman Tuhan. Menurut relativisme, kebenaran itu relatif: hari ini bisa benar, besok tidak. Bagi relativisme, gereja bisa benar, tetapi suatu waktu bisa salah. Menurut relativisme, gereja benar karena mewariskan pemikiran-pemikiran hebat. Tapi gereja salah waktu membunuh ilmuwan Galileo Galilei, karena mengatakan bumi ini berputar. Memang waktu itu ada keyakinan bahwa matahari yang berputar mengitari bumi. Karena waktu itu ada pemahaman bumi itu bukan bulat tetapi setengah lingkar. Gereja yang sangat berkuasa waktu itu, membunuh Galileo yang teorinya terbukti benar.

Orang yang tidak mau takut kepada Tuhan akan tunduk kepada setan, dan setan akan menawarkan relativisme ini sehingga tidak ada kemutlakan. Jadi Anda bisa berbuat dosa. Dan dosa itu bisa benar, bisa salah, tergantung tatanan dan ukuran yang diciptakan. Dalam relativisme, ukuran membunuh itu sangat relatif dan sangat situasional. Maka membunuh orang yang brengsek bisa dibenarkan. Mencuri, belum tentu dosa, karena tergantung situasi. Daripada mati kelaparan, mencuri jadi boleh, sah atas dasar argumen tadi. Itulah relativisme yang harus kita lawan!

Lawan relativisme!
Jangan pernah mencuri karena alasan lapar, karena kita percaya betul bahwa orang yang takut akan Tuhan akan diperlihara dengan cara-Nya yang ajaib. Karena itu jangan takut kepada setan. Lawan relativisme, bangunlah struktur kebenaran kemutlakan, dan taklukkan dirimu ke sana. Dan kemutlakan itu adalah Firman Tuhan itu. Kadang, melakukan ajaran Tuhan itu berat. Bayangkan, kita disuruh berdoa buat musuh. Padahal kita ingin menghajar dan menghabisi musuh, tapi firman Tuhan menyuruh kita memberkati musuh. Sungguh sulit. Maunya kita menangkap dan hancurkan musuh. Itu anjuran setan. Semangat takut akan Tuhan harus dikembangkan yang membuat kita berpikir ratusan kali kalau mau berbuat dosa. Dan akhirnya kita selamat dengan tidak berbuat dosa, karena tidak takut kepada setan yang menawarkan berbagai kemungkinan.
Yang ketiga setan juga menawarkan kesempatan, seakan-akan hanya dengan melakukan apa yang ditawarkan setanlah kita akan mendapatkan kesempatan. Dengan korupsi kita akan mendapat kesempatan kaya. Dengan telikung sana-sini, kita akan punya kesempatan menduduki kursi jabatan. Kaya, punya jabatan tinggi, memang tidak salah, tetapi bagaimana cara meraih dan menjalaninya. Maka setan akan menawarkan berbagai kesempatan, bahkan termasuk pesta pora dalam dosa. Seakan-akan kalau tidak ikut itu kita akan habis.

Mungkin kesempatan jauh darimu. Kejujuran mungkin membuatmu disingkirkan, tidak disukai. Tetapi percayalah, Tuhan pasti menolong, menuntun dan membela. Bagaimana mendemonstrasikan itu sebagai orang yang mengenal Tuhan, itu perlu kita bangun. Jadi, jangan takut pada setan yang datang menghimpit dengan relativisme, atau menggoda dengan kesempatan-kesempatan. Ketika kita merasa takut akan hari esok, takut sakit, itu wajar sebagai manusia. Tetapi Tuhan berkata: “Jangan takut, serahkan takutmu kepada-Ku. Serahkan khawatirmu kepada-Ku.”
Takut dan khawatir yang dipelihara akan membunuh keberimanan, karena membuat setan tumbuh subur dalam hidup kita. Karena itulah kita perlu bertarung seperti yang Tuhan kehendaki sehingga hidup kita berkemenangan, hanya untuk memuji dan memuliakan Dia. Jangan hina dirimu dengan takut pada setan. Dengan takut pada setan justru kau mengatakan bahwa Tuhan tidak hidup. Lawan setan itu, maka bahagialah hidupmu karena kau merdeka.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Ketika Tuhan hanya dalam Omongan

ADA orang berpikir dengan kemampuan manusiawinya, artinya murni pada diri dan hakekat dia. Ada pula yang berpikir dengan pertolongan Tuhan. Berpikir dengan kemampuan manusiawi, adalah bagaimana orang-orang berpikir dengan cara berpikirnya, baik dia beragama atau tidak beragama (rasional). Orang tidak beragama (ateis) berpikir: tidak ada Allah. Mazmur 14: 1 berkata, “Orang bebal berkata tidak ada Tuhan”. Itu menggambarkan bagaimana orang ateis itu membuat kesimpulan atas analisis dan pengertian bahwa Allah tidak ada. Hidup dia adalah dia. Bagaimana dia berjalan, itu adalah keputusan dia. Maka bagi orang ateis, Allah itu omong kosong. Bagi dia, apa yang ada dan kelihatan, itulah yang ada. Jadi Allah itu tidak ada masuk dalam kamusnya.
Orang-orang beragama sebagai satu institusi agama, mereka berpikir dengan cara yang mereka yakini juga. Mereka percaya ada Allah, tetapi tergantung bagai-mana mereka merumuskannya. Ini cara berpikir orang beragama, yang kemudian mengkudeta Allah itu sendiri. Itu sebab kalau agama sebagai institusi, yang muncul adalah radikalisme yang mengerikan. Ada yang bilang mereka itu beragama tapi tidak bertuhan. Tuhan itu cuma diomongkan tetapi tidak tampak di dalam kehidupannya. Sehingga atas nama agama orang-orang ini bisa membenarkan dirinya, menyakiti orang lain. Dia percaya Tuhan, seperti apa dia meyakininya. Anda pun bisa begitu. Anda bisa mengaku Kristen, membaca Alkitab. Tetapi siapa Yesus? Nanti dulu. Bisa jadi berbeda. Mungkin Anda mengenal Yesus berdasarkan pengalaman atau kemampuan memahami, atau yang cocok dengan selera. Sehingga menerjemahkan siapa Yesus itu bisa macam-macam.
Sementara orang yang berpikir rasional selalu menganggap bahwa apa yang masuk akal, itulah yang benar. Dia tidak berbicara soal ada Tuhan atau tidak. Tuhan, kalau masuk akal, oke-oke saja. Jadi ini seperti antara orang beragama dan tidak beragama. Jadi, dia bisa beragama, tapi juga bisa tidak beragama. Jika Tuhan masuk akal, berarti Tuhan ada. Mereka tidak bilang Tuhan tidak ada, tetapi tidak mau terima kalau yang dibicarakan itu supranatural. Bahwa Tuhan bisa membangkitkan orang mati, ada mukjizat, kuasa Tuhan, mereka tidak bisa terima, karena tidak masuk akal mereka.
Kita sering salah memahami kalau orang beragama berpikirnya sudah sesuai kehendak Tuhan. Yang tidak beragama itu kurang ajar. Belum tentu. Itu sebab sering kali kita melihat sesuatu yang chaos, rancu, kacau, karena melihat orang tak beragama kok malah lebih lurus pikirannya dibanding orang beragama. Artinya tingkah lakunya, pola hidupnya, perilakunya. Kita bingung, kok mutu orang tidak beragama lebih baik dibanding orang beragama. Kenapa bisa begini? Jadi jangan kaget menghadapi kenyataan kehidupan kekristenan yang tidak seperti Anda bayangkan. Harus hati-hati. Orang beragama pun bisa berpikir dengan kemampuan dirinya. Dia memperlakukan Alkitab, menerjemahkan seperti apa maunya. Jadi, bukan apa kata Alkitab terhadap saya, tetapi apa yang saya mau, yang harus didukung Alkitab.

Pikiran baru
Lalu bagaimana orang yang berpikir dengan pertolongan Tuhan. Ia berpikir dengan pikiran baru. Paulus berkata bahwa kita manusia baru diperbaharui, roh dan pikiran kita. Terminologi ini harus dipahami baik-baik. Berpikir dengan pikiran yang baru itu, maksudnya bukan memori kita yang baru, dan yang lama yang dihapus semua. Tetapi arah pemikiran kita, atau konsentrasi pemikiran kita kepada kebenaran. Kualitas berpikir itu sudah diarahkan kepada kebenaran. Dulu, sesuatu yang tidak benar tapi kita pikir baik, sekarang kita tahu itu tidak baik. Ini karena berpikir kita sudah dipengaruhi kebenaran, sudah dikuasai kebenaran. Kemampuan berpikir benar itu bukan pula karena kemampuan IQ bertambah. Tapi itulah yang kita sebut sebagai kemurahan Tuhan. Di mana pemberdayaan daripada kebenaran membuat kita bisa memilah-milah mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan kebenaran itu. Maka orang bodoh pun tidak berarti tidak bisa mengerti kebenaran. Karena kebenaran adalah sebuah anugerah, kekuatan yang Tuhan berikan kepada orang yang diperkenan-Nya.
Berpikir dengan pertolongan Tuhan itu berpikir tentang yang di atas, bukan yang di bumi. Dalam Kolose: 3 Paulus mengatakan “Supaya kita memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi”. Artinya, Paulus sedang mengajarkan kita tentang orientasi, arah pikir itu, bukan lagi memikirkan kehidupan di bumi yang serba terbatas, sehingga berhitung apa yang menguntungkan dan merugikan. Tetapi sekarang kita dilatih untuk hidup memikiran hal-hal yang di surga, apa yang Tuhan kehendaki. Bukan berarti kita meninggalkan bumi lalu naik ke surga, tetapi kualitas pemikiran itu, sehinga seluruh nilai-nilai surgawi itu memenuhi pemikiran kita. Apa pun yang mau kita putuskan hanya dalam kerangka yang utuh ingin memuliakan Tuhan. Sehingga semua itu menjadi berubah. Dengan pertolongan Tuhan kita dibawa berubah, mengenal Tuhan.
Orang rasional, begitu mengenal Tuhan, dia kaget, dan mengatakan: “Sekarang saya baru tahu bahwa Tuhan bisa melakukan apa yang tidak masuk dalam akal saya, yang melewati akal saya, karena Tuhan lebih hebat dari akal saya”. Maka dia menaklukkan rasionya ke dalam atau ke bawah kebenaran. Perubahan atau perpindahan seperti ini sering terjadi di dalam kehidupan kita. Tetapi sebaliknya kalau kita tidak menyadari nilai-nilai seperti ini kita bisa kebingungan. Sekarang menjadi penting, bagaimana seharusnya kita mengalami pembelajaran dalam hidup sehingga mengenal dan mengerti kebenaran itu.
Kita harus memeriksa diri. Jangan habiskan waktu untuk memeriksa orang lain, karena Tuhan tidak memberi kita hak wewenang untuk menghakimi. Tetapi kita harus memeriksa diri kita seperti Paulus bilang pada Timotius: “Awasi dirimu, awasi pula ajaranmu”. Kiranya ini menjadi perenungan bagi kita untuk terus memperdalam bagaimana kita seharusnya mampu berpikir benar.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P. Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Mulut Orang Benar, Sumber Kehidupan

BIBIR orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi (Amsal 10: 21). Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman (ayat 11).
Orang benar dan orang bodoh merupakan perbanding-an yang sangat luar biasa. Jika dikatakan bibir orang benar menggembalakan orang banyak, maka bibir orang benar identik dengan kebenaran itu, dan selalu menghasilkan sebuah kehidupan. Bibir orang benar mendatangkan kehidupan, karena orang mempunyai kehi-dupan akibat kebenaran. Kebenar-an menciptakan sebuah ketenang-an, penghargaan, sehingga kebe-naran menghidupkan hidup itu, dan memberi makna atau nilai pada hidup itu. Maka kebenaran itu men-jadi sesuatu yang luar biasa karena ia mengumpulkan banyak orang.

Kebenaran memberikan kehi-dupan, maka kebenaran itu juga memberikan pengharapan. Kebenaran memberikan nilai-nilai yang tinggi dalam kehidupan. Hidup menjadi bermakna ketika ada kebenaran. Tetapi sebalik-nya ketika tidak ada kebenaran hidup tidak bermakna, karena di sana ada penipuan, kebencian, sifat jelek. Lalu buat apa kita hidup seperti itu? Bukankah setiap orang ingin hidup dalam ketenangan? Bukankah kita ingin hidup dalam kebahagiaan, pengharapan dan kepastian? Dan mimpi-mimpi itu hanya bisa diwujudkan jikalau ada kebe-naran, dan kebenaran menjadi prinsip hidup kita. Yang lucu adalah, kita mau hidup bahagia, benar, punya pengharapan, tetapi tidak mau membangun kebenaran.

Bagaimana kita mendapatkan kehidupan atau memberi nilai pada kehidupan itu? Tanpa kebenaran, hidup bukan lagi hidup, tetapi hidup sudah kehi-langan makna dan pengharapan-nya. Karena tidak ada kebenar-an, sehingga orang hidup pun tidak mau lama-lama hidup. Kepahitan kepedihan ditimbul-kan oleh ketidakbenaran. Kepa-hitan kepedihan itu pula yang terjadi ketika tidak ada lagi kebenaran. Sebaliknya, kebenar-an memberikan kehidupan dan pengharapan. Kiranya itu yang kita bangun dan pertahankan.

Karena kebenaran didatangkan atau diberikan oleh Tuhan, maka segala kebenaran adalah kebenaran Tuhan. Secara umum Tuhan memberikan kebenaran kepada setiap orang (common grace) dalam pengertian memahami apa yang benar. Sekalipun secara keselamatan Tuhan memberikan kepada orang yang diperkenan-Nya.

Kebenaran menjadi satu aturan, patron yang harus kita nikmati dalam kehidupan. Maka itu kita jalani bersama. Kebenaran itulah yang memberi kita rasa kemerdekaan: merdeka dari rasa takut, tertekan, berbagai perasaan-perasaan yang mematikan keindahan kehidupan. Kebenaran yang memberi warna luar biasa itu penting dalam kehidupan. Maka kebenaran menciptakan gairah bagaimana kita hidup dan mengisinya. Kebenaran itu memampukan kita melihat masa depan yang jauh di sana tetapi penuh kepastian dalam pengharapan.

Memberi gairah
Oleh karena itulah kebenaran menjadi kerinduan. Tetapi kebenaran tidak cukup hanya menjadi kerinduan tetapi harus menjadi suatu aktualisasi dalam kehidupan orang percaya. Jangankan orang benar, ketika orang-orang berdosa pun belajar melakukan kebenaran, bukankah hidup menjadi lebih indah? Itu sebab humanis, di mana manusia sangat dihargai, seringkali menjadi semacam fotokopi dari kekristenan. Kesalahan humanis adalah lepas dalam hubungan vertikal dengan Tuhan, karena humanis hanya menyisakan hubungan horizontal dengan sesama. Tapi alangkah naif, sedih dan pahit kalau orang-orang Kristen berbicara tentang kehidupan, tetapi hidupnya tidak lebih baik dari orang-orang humanis yang tidak menerima dan tidak percaya pada Tuhan. Bukankah kita seharusnya mempunyai kekuatan ekstra, di mana hidup kita lebih benar dari orang-orang humanis karena kebenaran yang menghidupkan itu milik kita? Tuhan ada di hidup kita.

Oleh karena itu ukuran-ukuran kebenaran seperti ini harus bisa diukur dalam kehidupan setiap orang. Kelihatan buah, maknanya, dst. Jika kebenaran itu menghidupi hidup maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Tidak ada tembok yang tinggi untuk diloncat. Tidak ada batu yang terlalu keras dipecahkan. Permusuhan bisa berakhir karena kebenaran sejati dikumandangkan. Gairah hidup akan semakin menguat ketika kebenaran sejati didemonstrasikan. Karena itu kebenaran harus menjadi impian, dambaan dan cita-cita tertinggi kita.

Tetapi apa yang dihasilkan kebodohan? Kebodohan hanyalah mendatangkan malapetaka. Karena orang bodoh dikatakan mati karena kurang akal budi. Artinya orang bodoh bisa menciptakan malapetaka dalam hidupnya. Bagi orang bodoh, apa pun menjadi persoalan. Yang sederhana menjadi rumit. Dia menciptakan kegelisahan, kepedihan kekosongan dalam kehidupan. Sehinggga orang bisa kehilangan gairah kehidupan itu karena kebodohan. Kebodohan bisa memakan korban, sehingga orang hidup tak lagi merasakan kehidupan. Karena kebodohan telah menciptakan kejengkelan yang tidak berkesudahan, bahkan berwujud menjadi kemarahan dan kerugian yang tak terhitung. Kebodohan selalu memakan korban di mana pun dia berada. Di kantor, kebodohan menjadi masalah. Perusahaan yang seharusnya untung bisa jadi bangkrut. Di rumah, kebodohan jadi masalah, karena suami-istri yang seharusnya saling mencintai menjadi bodoh, saling membenci.

Di tengah pergumulan antara benar dan bodoh ini seharusnya kita memainkan kualitas kekristenan agar tampak nyata. Gereja yang bodoh hanya akan menciptakan persoalan di tengah kehidupan. Gereja yang bodoh bisa menciptakan malapetaka. Beda dengan gereja yang benar dan bijak, karena dia memberikan kontribusi-kontribusi utuh dalam kehidupan.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Iman yang Kekanak-kanakan

FIRMAN Tuhan dalam 1 Kor 13: 8-13, menolong kita untuk memahami kemam-puan berpikir manusia secara rohani: masih kanak-kanak atau sudah dewasa. Orang yang berpikir kanak-kanak selalu memerlukan simbol (tanda). Bagi kanak-kanak, apakah dirinya disayang papa atau mama, salah satu indikasinya adalah apakah papa-mama suka beli kue? Karena tingkat pertumbuhan rohaninya belum ada maka dia memerlukan simbol yang konkrit dan harus ada wujudnya, barulah dia memahami itu. Jadi berpikir kanak-kanak itu membuat kita terjebak pada simbol-simbol, atau nilai-nilai yang bisa menyenangkan kita.

Tetapi bagi orang yang sudah tergolong dewasa—anak SMA misalnya—kue atau mainan yang diberikan orang tuanya tidak sama dengan sayang. Bagi dia, papa sayang atau tidak, itu tergantung pada apakah papa punya waktu dengan dia, ngobrol enggak dengan dia? Dia tidak bisa disuap lagi dengan roti. Dia mulai memahami ekspresi atau pema-haman kasih sayang itu sudah lebih berwujud. Nah, di sinilah Paulus berkata: “Kasih tidak berkesu-dahan, tetapi yang lain itu, nubuat, bahasa roh, pengetahuan, itu semua akan lenyap”. Jadi kita harus belajar menggapai yang paling tinggi, yaitu kasih yang bersifat abadi itu. Itulah kedewasaan kita untuk menggapai itu. Maka orang Kristen kalau makin dewasa makin tampak cinta kasihnya, makin dewasa makin utuh kasihnya.

Orang dewasa, meski katanya sudah terima Tuhan, juga bisa berpikir kanak-kanak. Dia hanya bisa memahami kasih Kristus itu bila ada kesembuhan, mukjizat, dapat uang, dapat pekerjaan, dan sebagainya. Itu yang dipahaminya. Sulit bagi dia memahami kasih Kristus yang sudah menyelamatkan itu, apalagi misalnya dia miskin, sakit. Tetapi orang dewasa dalam iman, mau sakit kek, mau kaya kek, sehat, miskin, baginya enggak ada masalah, karena dia semakin dewasa memahami kasih Tuhan.

Jadi, kasih Tuhan itu tidak identik dengan “punya uang atau tidak punya uang”. Kasih Tuhan itu identik dengan pemeliharaan hidup, di mana kita semakin hari semakin mengerti kehendak Tuhan. Itu sebab rasul-rasul itu lain dari orang kebanyakan. Dulu Petrus itu kekanak-kanakan sekali, maunya semua serba OK, harus menang. Dan kemenangan itu dia pahami sebagai “musuhnya harus kalah”. Itu sebab, dalam jiwa kekanak-kanakan itu Petrus memenggal telinga hamba imam sampai putus, tetapi Yesus memasangnya kembali. Tetapi kemudian kita melihat bagaimana kedewasaan iman Petrus berkembang secara luar biasa, sehingga waktu diancam, dia tidak bertarung. Dia hanya berkata, “Hei imam-imam lebih baik aku taat kepada Allah daripada kalian”. Sesudah dia betul-betul masuk dalam kedewasaan iman, dia tidak lagi memenggal telinga orang. Hidupnya susah, dia tidak ribut, tetapi dia nikmati. Keluar masuk penjara dia tidak pusing, justru dia nikmati. Rasul-rasul berkata: “Kami merasa terhormat, berbahagia karena kami boleh menderita untuk Kristus”.

Perubahan cara berpikir dari kanak-kanak ke dewasa itu memberikan kebijaksanaan dan pengertian yang hebat bagi kita. Di dalam proses bertumbuh seperti itulah, sebagai orang yang sudah percaya dan menerima Kristus, kita melihat bagaimana kualifikasi pemikiran kita. Dan berpikir itu adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti selama hidup. Begitulah kita sebagai orang percaya. Sehingga proses pembelajaran itu berjalan terus. Maka perlu kesetiaan, kejujuran, kesungguhan dalam menyikapi semuanya.

Demonstrasikan kasih
Jadi, berpikir kanak-kanak itu harus ditinggalkan. Kita tidak bisa terus-menerus di situ, berpikir secara simbol-simbol, yang jika engkau sakit berdoa, tidak sembuh lalu kecewa, ngambek sama Tuhan. Itu kanak-kanak. Minta kerja tidak dapat lalu malas ke gereja, malas berdoa. Itu kanak-kanak. Minta tanda ini-itu, itu kanak-kanak. Kalau kau sudah dewasa, masak sih tidak percaya Tuhan mengasihi? Kalau kau masih minta tanda, artinya engkau masih ragu. Kamu belum kenal baik dengan Tuhan. Kalau sudah kenal baik, mana mungkin kamu lakukan itu? Kita tidak mengatakan minta tanda itu salah, tetapi itu kanak-kanak. Masak saudara mau kanak-kanak terus? Saudara kan ingin dewasa, bertumbuhlah. Orang yang semakin dewasa sudah berorientasi kepada kasih. Itu yang mereka pikirkan. Pergumulan mereka, bagaimana mendemonstrasikan kasih itu, sesuatu yang bersifat abadi dan tidak habis-habis itu.

Dan orang semakin dewasa semakin menyadari dirinya, kenal diri, tahu keterbatasan dirinya. Dia cukup mengerti kalau sudah dikasih tahu. Tidak seperti anak-anak yang diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran. Karena anak-anak itu bisa ditipu kiri-kanan, semua diikuti padahal itu bertolak belakang. Gelap mata. Itu kekanak-kanakan. Orang seperti itu tidak bergaul akrab dengan firman Tuhan. Kalau bergaul akrab dengan firman, kita pasti menunjukkan sikap jelas, yang sesuai dengan Alkitab, tidak membeo, tidak sekadar ikut-ikutan, tetapi menjadi orang Kristen yang punya sikap jelas, dewasa, mampu menyikapi perbedaan dengan enteng tanpa harus ribut.

Kalau berpikir soal bisnis orang bisa mantap. Tetapi kalau urusan gereja orang bisa ribut. Maka banyak orang Kristen menjadi kecewa dengan gereja. Di gereja sering ribut, nilep uang juga. Bisa jadi di gereja ada orang yang masih kanak-kanak, yang masih suka iseng. Ia harus diingatkan. Coba lihat diri dan sekeliling. Mungkin banyak di antara kita yang berpikir seperti kanak-kanak, mengakibatkan munculnya pertikaian/keributan suami-istri, orang tua-anak, atasan-bawahan. Jam atau rutinitas ke gereja sangat tinggi, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan terhadap perilaku dan sikap hidup. Jelas, itu karena masih kanak-kanak.

Jadi, analisis atas diri sendiri membuat kita bisa menemukan apakah kita sudah dewasa atau tidak, dalam konteks sudah menjadi orang Kristen yang menerima Kristus. Tetapi tidak selesai sampai di situ, karena pertumbuhan itu tidak akan pernah berhenti dan terus memberikan pencerahan, pembaruan, pengalaman-pengalaman unik bersama dengan Tuhan, sehingga kita semakin tangguh, semakin sadar diri, kenal diri, tahu kemampuan. Oleh karena itu temukan diri dan jadilah dewasa dalam iman.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...

BS: Kesenangan yang Tidak Bernilai

HIDUP yang dikaruniakan Allah itu hanya bernilai dan bisa dinikmati kalau kita melakukan jerih payah, bekerja dan berkeringat. Karena memang Alkitab sudah memberikan rumusan yang begitu konkrit di dalam Kejadian 2: 15, Manusia itu dibawa ke Taman Eden dan Tuhan berkata “Usahakanlah taman ini, kelolalah”.

Dengan demikian dinamika dan kehebatan manusia sebagai pengelola alam semesta, sungguh luar biasa. Dan kepuasan hidup adalah kalau kita bisa menge-lolanya, dan menemukan kenik-matan di sana. Kebahagiaan atau kepuasan itu bukan terletak pada apa yang kita punya, tetapi bagaimana kita memakainya. Bukan apa yang kita kumpulkan tetapi bagaimana menggunakan-nya. Sementara obsesi kita adalah bagaimana kita mengumpulkan segala apa yang kita butuhkan. Dalam Pengkhotbah 5: 17-19 dikatakan bahwa kebahagiaan atau kepuasan adalah kalau kita menikmati kesenangan-kese-nangan yang bernilai, kalau kita bekerja di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah.

Allah sudah memberikan karunia, di mana kita punya bagian-bagian dalam hidup kita. Dalam menggarap bagian-bagian hidup kita harus ingat bahwa umur kita pendek. Jangan bekerja ulur-ulur waktu, buang-buang waktu. Bekerja harus berpacu dengan waktu, karena waktu itu pendek. Orang yang tidak mau menyia-nyiakan waktu, selalu berpikiran: mungkin besok sudah tidak sempat. Maka dalam hidup ia meninggalkan bekas-bekas yang hebat, karya-karya luar biasa. Tapi orang yang selalu merasa umurnya masih panjang, bekerja santai tidak karuan. Output dari hidupnya tidak bernilai, tidak pernah meninggalkan karya yang selesai.

Kesenangan bukan apa yang bisa kita kumpulkan tetapi apa yang bisa kita bagikan. Kesenangan bukan tentang berapa banyak yang kita miliki tetapi bagaimana memakainya dalam hidup. Kesenangan yang sia-sia adalah ketika kita menumpuk untuk diri, bukan untuk membagi dengan orang sekitar. Maka, tidak begitu penting seberapa kaya kita, tetapi berapa kaya membagi diri. Makin banyak yang kita punya makin banyak yang kita bagi, makin bahagia kita. Secara deposit mungkin angka yang kita punya tidak seberapa, tetapi kebahagiaan luar biasa.
Kita harus berkutat dengan pergumulan seperti itu, berjalan di tengah kehidupan sehingga percaturan yang kita hadapi itu menyenangkan. Kita menggapai kesenangan yang bernilai, bukan kesenangan yang sia-sia. Kesenangan sia-sia, yang berorientasi kepada diri, yang menumpuk untuk diri. Tetapi kesenangan yang bernilai adalah kesenangan berprestasi yang membagi untuk sekitar. Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi berkat bagi orang lain, bukan melulu mengumpulkan berkat.

Gereja sekarang pun menurut saya sudah salah kaprah. Gereja sekarang ada yang berorientasi bagaimana menumpuk berkat Tuhan, membangun sebuah kebangunan untuk dirinya, bukan bagaimana hidup berbagi. Kalaupun dia berbagi, kalau dihitung paling 5-10 persen, yang dia telan 90 persen. Kenapa tidak berani berbagi lebih banyak lagi? Karena semakin banyak yang kita bagi justru kita menemukan kesenangan sejati. Tetapi kesenangan sia-sia adalah menumpuk apa yang sifatnya pleasure: punya rumah, kolam renang. Itu bagus, kalau kau bisa menikmatinya. Karena ayat 18 bilang: “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersuka cita dalam jerih payah itu juga karunia Allah”.

Beda Bagian
Bahagian orang yang Tuhan sediakan berbeda-beda, maka nikmati bagianmu, jangan inginkan bagian orang lain. Apakah sebagai pengusaha, pendidik, atau apa pun yang ada pada kita, harus bisa kita nikmati. Adalah kebodohan bekerja sekadar beban. Tidak ada angka yang cukup membereskan beban, berapa pun penghasilanmu. Mau menginap di hotel bintang 5, fasilitas bintang 5, makan bintang 5, semua serba wah, tetap saja beban itu tidak bisa disingkirkan. Kemerdekaan, kenikmatan, kese-nangan yang sejati bukan ada pada apa yang bisa kita kumpulkan, tetapi apa yang bisa kita bagi.
Pengkhotbah 3 mengatakan: “Manusia makan minum, apa pun yang mereka makan minum, datangnya dari Tuhan juga”. Tetapi mereka tidak tahu juga karena mereka sombong dan besar kepala. Mereka bersenang-se-nang, tetapi kesenangan mereka hanya sia-sia, karena toh sekalipun dia bersenang-senang, dia tidak bisa menambah umurnya. Dia tidak bisa mengurangi perjalanan waktu, dan dia tidak bisa menolak kematian.

Jadi hidup itu adalah kesukaci-taan yang mesti kita gapai, maka-nya energik. Apalagi kalian yang muda-muda. Oleh karena itu seluruh wawasan konsep kita ini mesti kita bongkar habis. Restrukturisasi. Jujur saja, semua kita punya cita-cita mengumpulkan apa yang kita butuhkan. Rumah mobil, maunya lebih dari satu. Itulah kita. Tetapi keberanian menginjak rem terhadap sebuah kebutuhan dan menginjak gas pada sebuah pengabdian, itu kata kunci Tuhan. Tetapi sayang, banyak manusia justru mengerem pengabdian, menggas kebutuhan. Maka dia dilindas tumpukan-tumpukan keinginannya yang terlalu banyak itu.

Karena itu berkaryalah, berprestasilah. Gapai nilai itu, jadilah pemenang, jangan pecundang. Kesenangan sangat bernilai ketika kita bisa membagi kepada orang banyak. Kepuasan hidup ketika kita bisa berbagi. Tetapi hidup untuk diri sendiri itulah kesenangan yang tidak bernilai. Kau punya segalanya, tetapi bukan siapa-siapa.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...