Thursday, October 22, 2009

BS: Mulut Orang Benar, Sumber Kehidupan

BIBIR orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi (Amsal 10: 21). Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman (ayat 11).
Orang benar dan orang bodoh merupakan perbanding-an yang sangat luar biasa. Jika dikatakan bibir orang benar menggembalakan orang banyak, maka bibir orang benar identik dengan kebenaran itu, dan selalu menghasilkan sebuah kehidupan. Bibir orang benar mendatangkan kehidupan, karena orang mempunyai kehi-dupan akibat kebenaran. Kebenar-an menciptakan sebuah ketenang-an, penghargaan, sehingga kebe-naran menghidupkan hidup itu, dan memberi makna atau nilai pada hidup itu. Maka kebenaran itu men-jadi sesuatu yang luar biasa karena ia mengumpulkan banyak orang.

Kebenaran memberikan kehi-dupan, maka kebenaran itu juga memberikan pengharapan. Kebenaran memberikan nilai-nilai yang tinggi dalam kehidupan. Hidup menjadi bermakna ketika ada kebenaran. Tetapi sebalik-nya ketika tidak ada kebenaran hidup tidak bermakna, karena di sana ada penipuan, kebencian, sifat jelek. Lalu buat apa kita hidup seperti itu? Bukankah setiap orang ingin hidup dalam ketenangan? Bukankah kita ingin hidup dalam kebahagiaan, pengharapan dan kepastian? Dan mimpi-mimpi itu hanya bisa diwujudkan jikalau ada kebe-naran, dan kebenaran menjadi prinsip hidup kita. Yang lucu adalah, kita mau hidup bahagia, benar, punya pengharapan, tetapi tidak mau membangun kebenaran.

Bagaimana kita mendapatkan kehidupan atau memberi nilai pada kehidupan itu? Tanpa kebenaran, hidup bukan lagi hidup, tetapi hidup sudah kehi-langan makna dan pengharapan-nya. Karena tidak ada kebenar-an, sehingga orang hidup pun tidak mau lama-lama hidup. Kepahitan kepedihan ditimbul-kan oleh ketidakbenaran. Kepa-hitan kepedihan itu pula yang terjadi ketika tidak ada lagi kebenaran. Sebaliknya, kebenar-an memberikan kehidupan dan pengharapan. Kiranya itu yang kita bangun dan pertahankan.

Karena kebenaran didatangkan atau diberikan oleh Tuhan, maka segala kebenaran adalah kebenaran Tuhan. Secara umum Tuhan memberikan kebenaran kepada setiap orang (common grace) dalam pengertian memahami apa yang benar. Sekalipun secara keselamatan Tuhan memberikan kepada orang yang diperkenan-Nya.

Kebenaran menjadi satu aturan, patron yang harus kita nikmati dalam kehidupan. Maka itu kita jalani bersama. Kebenaran itulah yang memberi kita rasa kemerdekaan: merdeka dari rasa takut, tertekan, berbagai perasaan-perasaan yang mematikan keindahan kehidupan. Kebenaran yang memberi warna luar biasa itu penting dalam kehidupan. Maka kebenaran menciptakan gairah bagaimana kita hidup dan mengisinya. Kebenaran itu memampukan kita melihat masa depan yang jauh di sana tetapi penuh kepastian dalam pengharapan.

Memberi gairah
Oleh karena itulah kebenaran menjadi kerinduan. Tetapi kebenaran tidak cukup hanya menjadi kerinduan tetapi harus menjadi suatu aktualisasi dalam kehidupan orang percaya. Jangankan orang benar, ketika orang-orang berdosa pun belajar melakukan kebenaran, bukankah hidup menjadi lebih indah? Itu sebab humanis, di mana manusia sangat dihargai, seringkali menjadi semacam fotokopi dari kekristenan. Kesalahan humanis adalah lepas dalam hubungan vertikal dengan Tuhan, karena humanis hanya menyisakan hubungan horizontal dengan sesama. Tapi alangkah naif, sedih dan pahit kalau orang-orang Kristen berbicara tentang kehidupan, tetapi hidupnya tidak lebih baik dari orang-orang humanis yang tidak menerima dan tidak percaya pada Tuhan. Bukankah kita seharusnya mempunyai kekuatan ekstra, di mana hidup kita lebih benar dari orang-orang humanis karena kebenaran yang menghidupkan itu milik kita? Tuhan ada di hidup kita.

Oleh karena itu ukuran-ukuran kebenaran seperti ini harus bisa diukur dalam kehidupan setiap orang. Kelihatan buah, maknanya, dst. Jika kebenaran itu menghidupi hidup maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Tidak ada tembok yang tinggi untuk diloncat. Tidak ada batu yang terlalu keras dipecahkan. Permusuhan bisa berakhir karena kebenaran sejati dikumandangkan. Gairah hidup akan semakin menguat ketika kebenaran sejati didemonstrasikan. Karena itu kebenaran harus menjadi impian, dambaan dan cita-cita tertinggi kita.

Tetapi apa yang dihasilkan kebodohan? Kebodohan hanyalah mendatangkan malapetaka. Karena orang bodoh dikatakan mati karena kurang akal budi. Artinya orang bodoh bisa menciptakan malapetaka dalam hidupnya. Bagi orang bodoh, apa pun menjadi persoalan. Yang sederhana menjadi rumit. Dia menciptakan kegelisahan, kepedihan kekosongan dalam kehidupan. Sehinggga orang bisa kehilangan gairah kehidupan itu karena kebodohan. Kebodohan bisa memakan korban, sehingga orang hidup tak lagi merasakan kehidupan. Karena kebodohan telah menciptakan kejengkelan yang tidak berkesudahan, bahkan berwujud menjadi kemarahan dan kerugian yang tak terhitung. Kebodohan selalu memakan korban di mana pun dia berada. Di kantor, kebodohan menjadi masalah. Perusahaan yang seharusnya untung bisa jadi bangkrut. Di rumah, kebodohan jadi masalah, karena suami-istri yang seharusnya saling mencintai menjadi bodoh, saling membenci.

Di tengah pergumulan antara benar dan bodoh ini seharusnya kita memainkan kualitas kekristenan agar tampak nyata. Gereja yang bodoh hanya akan menciptakan persoalan di tengah kehidupan. Gereja yang bodoh bisa menciptakan malapetaka. Beda dengan gereja yang benar dan bijak, karena dia memberikan kontribusi-kontribusi utuh dalam kehidupan.
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...