Sunday, September 20, 2009

BS: Jika Berbuat Dosa, Jangan Lari dari Tuhan

KETIKA seseorang melakukan dosa, biasanya dia dihinggapi rasa takut terhadap Tuhan. Rasa takut pada Tuhan ini ada dalam dua perspektif: negatif dan positif. Tentang rasa takut dalam perspektif yang negatif, ada dalam Kitab Kejadian 3: 10. “Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada di dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
Itu perikop tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Dikatakan, manusia itu menjadi takut karena telanjang. Ini alasan yang kurang relevan. Apa hubungannya takut dengan telanjang? Telanjang itu biasa kok. Orang kalau mandi, kan telanjang. Tetapi, apa yang menyebabkan Adam menjadi takut kepada Tuhan sehingga dia harus bersembunyi? Ini takut yang negatif. Takut yang positif adalah takut yang membawa orang datang kepada Tuhan, bersujud di hadapan-Nya. Sementara Adam menghindari pertemuan dengan Tuhan. Di sini kita melihat bahwa rupanya kejatuhan ke dalam dosa itu adalah sumber pertama yang membuat manusia takut berhadapan dengan Tuhan. Sebaliknya, dalam ketidakberdosaan, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, tidak ada rasa takut, karena pertemuan dengan Tuhan adalah sebuah kegembiraan, dan selalu dinantikan.
Takut karena dosa yang membuat orang melarikan diri dari Tuhan, itu tidak benar. Takut akan Tuhan yang membuat orang merusak dirinya, merusak lingkungan, mempersalahkan sekitarnya, itu tidak benar. Mari mencermati, apakah kita, saudara kita, atau teman kita ada pada posisi itu? Jika Anda merasa takut akan Tuhan sehingga takut untuk berdoa, lalu mencoba membunuh rasa takut itu dengan bersikap masa bodoh, lalu tidak mau tahu lagi akan kebenaran Tuhan, hati-hatilah. Ini bahaya yang perlu disikapi serius, karena bisa membawa kita hanyut makin dalam. Karena akan ada waktunya manusia tidak takut lagi kepada Tuhan sekalipun berbuat dosa, dan ini sangat mengerikan.
Ketika ada teman mengatakan kalau dirinya takut Tuhan karena berbuat dosa,
kita harus memperingatkan dia supaya jangan larut,membuat dia semakin lari jauh dari Tuhan. Kita harus mendorong dia berhenti sejenak menunduk malu dan mengakui dosa-dosanya, bukan lari dari Tuhan. Dalam kenyataan, banyak orang berbuat dosa, bukannya berhenti. Ada anak yang tadinya baik, berubah menjadi jahat. Dosa bisa mengubah sifat yang baik itu dalam sekejap. Karena tidak pernah cukup kebaikan seseorang untuk mengatasi dirinya dari benturan atau kehancuran dosa. Pimpinan Tuhanlah satu-satunya yang bisa membuat orang kuat, memproteksi dirinya dari godaan atau pengaruh dosa. Kalau hanya sekadar kebaikan perilaku, kedewasaan moral, itu tidak akan cukup kuat, dan akan jebol.

Makin najis
Orang yang melakukan dosa, mula-mula gelisah, bimbang terutama saat mendengar suara-suara dalam hatinya, yang berkata: “Kamu sudah bikin dosa, kembali pada Tuhan”. Lalu ada teriakan lagi: “Bagaimana mau kembali ke Tuhan, kan sudah bikin dosa kok malah kembali, mana kamu diterima, mana pantas ketemu Tuhan lagi”. Dan celakanya, biasanya orang cenderung mendengarkan suara kedua. Maka takutlah dia untuk bertemu Tuhan, lalu meninggalkan Tuhan. Tragis.
Jika orang semakin jatuh ke dalam dosa, ada kalanya makin kita benci. Nah waktu kita makin benci dia makin jatuh. Dia makin takut kembali pada Tuhan karena merasa makin najis. Rasa takut semacam ini bukankah sebenarnya juga pernah terjadi dalam hidup kita? Tapi hal seperti ini terjadi pada orang yang secara personal belum mengalami pertemuan pribadi dengan Tuhan. Orang yang sudah mengalami pertobatan, kalau sudah berbuat dosa, perasaan takut pada Tuhan biasanya bisa membawa dia kembali pada Tuhan. Karena itulah kita perlu bijak melihat setiap orang, dan sebaliknya juga perlu bijak memahami diri kita, supaya tidak terjebak pada perangkap itu.
Kadang orang yang takut kepada Tuhan karena berbuat dosa, ia lari menyembunyikan diri dan berkata, “Aku tidak layak bagi Tuhan”. Dia menghukum diri dengan berkata, “Sudahlah, ini salahku, ini risiko yang mesti kutanggung, sekalipun harus masuk neraka!” Sepertinya patriotik, punya rasa tanggung jawab. Dia mau menunjukkan kalau dirinya gentleman. Sudah berbuat dosa maka dia tanggung akibatnya. Semakin berkata seperti itu atau melarikan diri, semakin kau membunuh dirimu sendiri. Kau tidak sedang berbuat apa-apa, tidak sedang menolong apa-apa. Itu hanya kesombongan karena kurang mengenal Tuhan yang sejati. Dan bukan seperti itu yang diinginkan oleh Tuhan.
Kalau berbuat dosa lalu takut pada Tuhan, jangan melarikan diri, tetapi menaklukkan diri. Mendekat dan merendahkan dirilah pada Tuhan. Melarikan diri dari Tuhan ketika berbuat dosa, itu sama saja membunuh diri. Melarikan diri dari Tuhan, itu justru tidak bertanggung jawab. Yang bertanggung jawab adalah datang mendekatkan diri kepada Tuhan, menaklukkan diri kepada Dia. Jadi, takut pada Tuhan yang negatif yang membawa kita melarikan diri, tidak diperlukan. Rasa takut pada Tuhan seha-rusnya membawa kita datang dan meminta ampun dan belas kasih-Nya.
Ketika engkau terpuruk, semakin jatuh ke dalam dosa, sehingga ragu-ragu untuk kembali, takut ditolak Tuhan, jangan melarikan diri. Kembalilah kepada Dia, kepada kasih yang indah, yang manis, ajaib, dan luar biasa itu. Karena Dia yang kita takuti karena kita berbuat dosa, adalah Dia yang siap untuk mengampuni. Kembalilah jangan lari jauh. Jangan berhenti berdoa. Jangan berhenti membaca Alkitab, karena sudah dikatakan: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi akan diubah-Nya menjadi putih seperti salju.”

(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt.Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...