Sunday, September 20, 2009

BS: Hidup Bahagia bila Dekat 'Sumber Hidup' Itu

Saudara terkasih, Mazmur
36: 6-10 dengan begitu
indahnya memaparkan bagaimana kasih setia Tuhan dinyatakan dalam kehidupan orang-orang benar. Sang pemazmur melihat bahwa kasih Tuhan itu sampai ke langit. Istilah “kasih Tuhan itu sampai ke langit” untuk menunjukkan betapa tidak terbatasnya kasih itu bagi orang-orang yang dikasihi-Nya, betapa kasih itu melintasi segala ukuran (unlimited), tidak bisa dikurung. Manusia tidak pernah mampu melukiskan kasih Allah. “Dia setia sampai ke awan”, ini untuk menunjukkan ketidakterbatasan kesetiaan Tuhan. Alkitab berkata, “Sekalipun kita tidak setia Dia akan tetap setia”. Ini suatu hal yang luar biasa yang dikerjakan-Nya di tengah kehidupan manusia.
Keadilan-Nya bagai gunung. Satu keadilan yang mengatasi apa pun juga, keadilan yang nyata terlihat, tidak tersembunyi. Sebuah keadil-an yang begitu sederhana untuk dipahami. Dan hukum-Nya seperti samudra menguasai segalanya, menjangkau seluruh tepi, dan tidak bisa dipermainkan. Di sini kita melihat Tuhan itu penuh cinta ka-sih, penuh dengan kesetiaan, pe-nuh dengan keadilan. Maka dalam kehidupan orang-orang percaya, dan mengandalkan Tuhan, pasti ada gairah luar biasa.
Mungkin kita sering berkata,

bahwa mudah mengatakan Tuhan itu penuh kasih, setia dan adil, menegakkan hukum, tetapi dalam kenyataannya kita menga-lami kepahitan dan kegetiran. Habakuk saja, seorang nabi, ber-seru kebingungan atas realita hidup. Ia berteriak, “Mengapa hukum datang terbalik, keadilan dijungkirbalikkan ya Tuhan!” Tetapi justru Tuhan menjawab, “Engkau akan melihat hal yang tidak pernah terbayangkan. Engkau akan melihat hal-hal yang lebih mengerikan!” Gugatan Habakuk bukan dijawab Allah, justru Allah mendemonstrasikan kenyataan yang sangat menakutkan dan tidak terbayangkan (Habakuk 1).
Tetapi yang luar biasa adalah ketika pada bagian akhir Habakuk berkata, “Sekalipun gandum itu tidak panen, tidak akan jadi masalah. Sekalipun tidak berbunga tidak menjadi masalah”. Kenapa dia berkata demikian? Karena Habakuk bukan lagi melihat apa yang dilihat mata, tetapi apa yang hanya bisa ditangkap oleh iman yang dalam dan kuat. Dia menemukan kesejatian bahwa Allah adalah Allah yang penuh cinta kasih, setia, adil, dan menegakkan hukum.
Jika ingin mengenal Allah sebagai sumber hidup, maka kita tidak dapat mengukur Dia dengan logika atau apa yang dilihat oleh mata, tetapi mesti melihat jauh ke dalam, menggali dan mene-mukan kesejatian Allah yang hidup itu, karena Dia memang sumber hidup sejati yang menghidupi kita yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, sudah pada tempatnya jika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan. Sudah seharusnyalah jika kita meletakkan seluruh kehidupan kita di bawah kaki-Nya, dan memasrahkan diri ke dalam pemeliharaan-Nya.
Jadi, setiap orang percaya tidak perlu gentar, melainkan memainkan peran yang diberikan Tuhan sehingga sungguh mengalami kegairahan dalam hidup, beroleh kemenangan karena ketaatan, karena orang-orang yang percaya kepada Tuhan tidak akan pernah ditinggalkan. Mereka akan menemukan kesejatian dalam pengalaman-pengalaman indah, dan berkata, “Tak menjadi penting apakah aku sehat atau sakit, kaya atau miskin, karena bukan itu yang menjadi pemikiranku, tetapi kekuatan keteguhanku berpegang dan beriman kepada Dia, Allah yang hidup itu”.

Berbahagialah
Berbahagialah jika Dia memberi kita kesehatan dan harta. Tetapi kebahagiaan itu akan hilang, ketika sumber hidup, Allah itu, tidak lagi menghidupi hidup kita. Oleh karena itu, di dalam pergumulan hidup mari kita menyoroti dengan tajam seluruh kenyataan hidup. Sehingga jangan salah paham lalu menggugat bahwa Allah tidak memelihara, dan tidak mau tahu persoalan kita. Ketidakmengertian kita tentang Dia sebagai Allah sumber hiduplah yang membuat kita salah paham, seakan-akan Dia tidak memelihara kita. Dia mencukupkan kita di dalam kebutuhan. Dia menjamin kita, karena itu kenapa marah dan kecewa jika terbelit masalah? Tak ada yang perlu disesalkan. Tuhan tidak pernah salah dalam bertindak. Kitalah yang salah memahami kasih dan pemeliharaan-Nya.
Oleh karena itu, mari terus menjelajah, melihat bahwa Tuhan campur tangan dalam kehidupan alam semesta. Dia tidak pernah menjadi pencipta yang kemudian melepaskan segalanya dan membiarkan itu rusak. Dia pemelihara yang bertanggung jawab. Dia mencipta dan memelihara seluruh ciptaan-Nya. Kurangnya perenungan akan hal ini membuat kita kurang memahami kasih itu, dan membuat kita kurang merespon atau kurang dalam bersekutu dengan Dia. Akhirnya kita kadang kehausan karena tidak menemukan kasih yang luar biasa itu.
Dalam pergumulan hidup, biarlah kita belajar untuk bergantung pada Tuhan, Dia-lah yang memberi kenikmatan dan kesenangan kepada setiap manusia, karena dikatakan, “Mereka mengenyang-kan dirinya dengan lemak di rumah-Mu. Engkau memberi mereka minum dari sungai-Mu”. Betapa indah dan memuaskan kehidupan yang diberikan Tuhan kepada orang yang percaya kepada-Nya. Mereka mengalami kepuasan kegairahan di tengah kehidupan.
Apa yang dikerjakan Tuhan bagi orang percaya sangat luar biasa dan tidak pernah terbayangkan akal yang terbatas. Ini membuat kita terkejut dan tersentak. Tetapi itulah Tuhan di dalam keajaiban cinta kasih-Nya. Maka umat yang menerima Dia, menjadi umat yang berbahagia. Ketika kurang bahagia, bukankah ada baiknya kita introspeksi diri, mengapa tak mampu menikmati cinta kasih itu? “Berbahagialah orang yang Kau pilih dan Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu, kiranya kami kenyang dengan segala yang baik di dalam rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus” (Maz 65: 5). Maka dalam konteks ini kita melihat kekenyangan bukanlah sekadar kekenyangan perut (jasmani) tetapi lebih dari itu, yakni kekenyangan jiwa (rohani). Kepuasan hidup ada apabila kita dekat Allah, sumber hidup itu.
Allah menjamin setiap langkah kita, baik suka maupun duka, jasmani maupun rohani. Karena itu kita harus berpegang teguh dan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya, jangan sampai terjebak pada perangkap yang membuat kita lemah. Jangan sampai terperangkap iblis yang mengajar kita menuduh dan menggugat seakan Tuhan tak peduli lagi. Bertarung dan berperanglah dalam hidup untuk menemukan kesejatian sehingga kita tampil menjadi pemenang yang memuji dan memuliakan Dia, Tuhan, sumber hidup.v
(Diringkas dari kaset khotbah oleh Hans P.Tan)

Oleh: Pdt.Bigman Sirait

Info:
Jika Anda butuh:
1. Jasa Design Hotel, Villa, Spa, Resort, Landscape klik www.GunardiSaputra.com/Presiska atau hubungi Ardi di 08558827222

2.Peralatan makan Stainless Steel: Sendok Makan, Sendok Teh untuk usaha Anda (buka restoran atau catering) maupun untuk kegiatan promosi pemasaran Anda (pemberian hadiah atas produk dagangan Anda), hubungi: Ardi di 08558827222

3.Rekomendasi Saham klik www.GunardiSaputra.com

4.Promosi dengan Sendok Makan Stainless klik gl_trading.indonetwork.co.id
promosi Anda ya Sendok Makan atau Sendok Teh saja...